Minggu, 09 Desember 2012

BELAJAR DARI PENGAMEN


BELAJAR DARI PENGAMEN

Sungguh terpaksa aku menyanyi,
Mengharapkan tuan bermurah hati...
Coba dengarkan aku menyanyi,
Membawa suara jeritan hati...
Aaaa.. Aaaa.. Aaaa... Aaaa...
(by: Raden Haji Oma Irama )

Ini pengalaman pribadi mblo,,, 
Dari survei dan observasi sendiri mengenai kehidupan jalanan yang sekarang semakin semrawut. Dan tentunya banyak sekali tantangan-tantangan yang kita harus hadapi disana mblo. Kalo nggak kuat??? Ancuuur deh pokoknya.
Lagu kepasrahan, keterpaksaan, dan ketidakberdayaan.
Tau nggak mblo??? Mereka menyanyi untuk sesuap nasi. Mengamen sebagai pelarian untuk bisa bertahan hidup. Mereka kalah pada keadaan yang kian hari semakin melilit dan rumit. Pengamen menjamur dimana-mana mblo. Cara mudah untuk cari duit katanya. Memang sangat instant. Dan semakin merajalela.

sepuluh rupiah dari hasil kerja keras itu lebih baik mblo, dari pada seratus ribu rupiah itu dari pemberian.”

Apalagi dari belas kasihan? Ato malah kerja MERAS?
Malang nian mblo nasib mereka yang dijalanan. Sebab mblo, sesuatu yang mudah masuk tentu mudah juga untuk kluar. Percaya tidak??? Iya kan?? Itu hukum alam yang tak bisa diganggu gugat.

Kita bisa belajar dari pengamen mblo, dari anak-anak jalanan juga. Yang entah mereka nggak tau mau dikemanakan masa depan mereka. Karna terpaut biaya hidup yang untuk makan sesuap nasi saja susah. Tapi inilah kenyataan pahit kehidupan dijalanan mblo.. sangat sulit. Miris hati ini meratapinya.

Namun, Kita bisa belajar itu, agar tidak menjadi orang-orang yang KALAH mblo. MERANA. Maunya yang mudah dan instant. Tak berani mengahadapi tantangan. KALAH KARNA TERPAKSA, TANGAN MENADAH-NADAH.
Ada sih sisi positif pengamen mblo... mereka itu RAJIN, ULET, dan TELATEN mengumpulkan recehan menjadi kekayaan.
Tapi sayangnya ya itu tadi...
Sempat saya pernah tanya pengamen tersohor mblo, karna pas saya amati, dapat duit recehan banyak.

Saya tanya: “kenapa ngamen???” “lebih baik ngamen daripada ngemis.” Gitu katanya mblo.

Batin saya sih bilang, “pinter juga lu jawabnya.”
Tapi dari situ mblo, kita bisa melihat dan sedikit tau,  bahwa cara pandang mereka itu hanya melihat kebawah. Pemikiran mereka bersifat primitif. Mengapa saya bilang begitu??? Karna mereka tidak mau melihat orang yang lebih tinggi derajat kesuksesannya dari dirinya. Mereka hanya mau melihat orang yang dibawah derajatnya. Itu artinya mereka menutup sebuah kemungkinan untuk merubah posisi sukses dalam letak kehidupannya menjadi lebih baik mblo. Karna yang mereka pandang hanya dibawahnya. Mereka enggan menengok keatas.

Saya tanya: “mau naik pangkat nggak jadi direktur utama diperusahaan itu?? (saya nunjuk gedung bank jateng mblo)
“mimpi saya, nggak mungkin. Terlalu tinggi itu. Bagai punuk merindukan bulan saja saya. Tak mungkinlah. Kalo jatuh sakit maaah.” Begitu jawabnya.

Padahal mblo,,, dalam dunia ini. Nggak ada yang nggak mungkin kan??? Semua akan menjadi mungkin kalo kita mau berusaha mencapainya.
Ibarat kita ikut lomba lari mblo,,, kalo kita terus saja menengok kebelakang mana bisa kita jadi no.1 sampai finis???? Harusnya kan kita fokus. Natap kedepan. Dan terus berlari sekencang mungkin.

Gagal itu biasa mblo... kata manguntur..
Jangan takut.
Tuhan MahaKaya. Maha Segalanya. Mintalah!!! Dan action-lah. Lakukan yang terbaik.

Semoga bermanfaat. Salam sukses luar biasa untuk kita semua mblo...

Tidak ada komentar: