BELAJAR DARI PENGAMEN
Sungguh
terpaksa aku menyanyi,
Mengharapkan
tuan bermurah hati...
Coba dengarkan
aku menyanyi,
Membawa suara
jeritan hati...
Aaaa.. Aaaa..
Aaaa... Aaaa...
(by:
Raden Haji Oma Irama )
Ini
pengalaman pribadi mblo,,,
Dari survei dan observasi sendiri mengenai kehidupan
jalanan yang sekarang semakin semrawut. Dan tentunya banyak sekali
tantangan-tantangan yang kita harus hadapi disana mblo. Kalo nggak kuat???
Ancuuur deh pokoknya.
Lagu
kepasrahan, keterpaksaan, dan ketidakberdayaan.
Tau
nggak mblo??? Mereka menyanyi untuk sesuap nasi. Mengamen sebagai pelarian
untuk bisa bertahan hidup. Mereka kalah pada keadaan yang kian hari semakin
melilit dan rumit. Pengamen menjamur dimana-mana mblo. Cara mudah untuk cari
duit katanya. Memang sangat instant. Dan semakin merajalela.
“sepuluh rupiah dari hasil kerja keras itu
lebih baik mblo, dari pada seratus ribu rupiah itu dari pemberian.”
Apalagi
dari belas kasihan? Ato malah kerja MERAS?
Malang
nian mblo nasib mereka yang dijalanan. Sebab mblo, sesuatu yang mudah masuk
tentu mudah juga untuk kluar. Percaya tidak??? Iya kan?? Itu hukum alam yang
tak bisa diganggu gugat.
Kita
bisa belajar dari pengamen mblo, dari anak-anak jalanan juga. Yang entah mereka
nggak tau mau dikemanakan masa depan mereka. Karna terpaut biaya hidup yang
untuk makan sesuap nasi saja susah. Tapi inilah kenyataan pahit kehidupan
dijalanan mblo.. sangat sulit. Miris hati ini meratapinya.
Namun,
Kita bisa belajar itu, agar tidak menjadi orang-orang yang KALAH mblo. MERANA.
Maunya yang mudah dan instant. Tak berani mengahadapi tantangan. KALAH KARNA TERPAKSA, TANGAN MENADAH-NADAH.
Ada
sih sisi positif pengamen mblo... mereka itu RAJIN, ULET, dan TELATEN
mengumpulkan recehan menjadi kekayaan.
Tapi
sayangnya ya itu tadi...
Sempat
saya pernah tanya pengamen tersohor mblo, karna pas saya amati, dapat duit
recehan banyak.
Saya tanya: “kenapa ngamen???” “lebih baik ngamen
daripada ngemis.” Gitu katanya mblo.
Batin
saya sih bilang, “pinter juga lu
jawabnya.”
Tapi
dari situ mblo, kita bisa melihat dan sedikit tau, bahwa cara pandang mereka itu hanya melihat
kebawah. Pemikiran mereka bersifat primitif. Mengapa saya bilang begitu???
Karna mereka tidak mau melihat orang yang lebih tinggi derajat kesuksesannya
dari dirinya. Mereka hanya mau melihat orang yang dibawah derajatnya. Itu
artinya mereka menutup sebuah kemungkinan untuk merubah posisi sukses dalam
letak kehidupannya menjadi lebih baik mblo. Karna yang mereka pandang hanya
dibawahnya. Mereka enggan menengok keatas.
Saya tanya: “mau naik pangkat nggak jadi direktur
utama diperusahaan itu?? (saya nunjuk gedung bank jateng mblo)
“mimpi saya, nggak mungkin. Terlalu tinggi itu. Bagai
punuk merindukan bulan saja saya. Tak mungkinlah. Kalo jatuh sakit maaah.”
Begitu jawabnya.
Padahal
mblo,,, dalam dunia ini. Nggak ada yang nggak mungkin kan??? Semua akan menjadi
mungkin kalo kita mau berusaha mencapainya.
Ibarat
kita ikut lomba lari mblo,,, kalo kita terus saja menengok kebelakang mana bisa
kita jadi no.1 sampai finis???? Harusnya kan kita fokus. Natap kedepan. Dan
terus berlari sekencang mungkin.
Gagal itu biasa mblo... kata manguntur..
Jangan takut.
Tuhan
MahaKaya. Maha Segalanya. Mintalah!!! Dan action-lah. Lakukan yang terbaik.
Semoga
bermanfaat. Salam sukses luar biasa untuk kita semua mblo...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar